Thursday, 13 June 2013


detail berita
'Jangan Ganggu Lagi Kerja #OfficeOOF', President Director Microsoft Indonesia Andreas Diantoro (Foto: Gesit/Okezone)
JAKARTA - Kantor Microsoft Indonesia seperti tak berpenghuni, seluruh meja yang tadinya penuh dengan para pekerja, sekarang kosong. Bahkan tanpa komputer. Kemana perginya mereka?


"Kantor bukan sebagai tempat yang digunakan untuk bekerja lagi saat ini. Kita sekarang bisa kerja dimana saja, tanpa harus datang ke kantor," tutur President Director Microsoft Indonesia Andreas Diantoro di Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 2, Jakarta, Kamis (13/6/2013). 


"Sudah lama meja-meja di sini sudah tak dipenuhi sekira 250 karyawan kami, semua kosong. Ketika masuk dan menggunakan meja yang ada, jangan tinggalkan barang pribadi," sambungya. 


Sembari menyisir ruangan kantor Microsoft Indonesia, Andreas yang menggunakan baju oranye bertuliskan 'Jangan Ganggu Lagi Kerja #OfficeOOF' itu menerangkan, lowongnya kantor raksasa piranti lunak itu bukan karena mogok masal, ini dikarenanakan konsep Out-of-Office (OFF) yang digunakan perusahaan. 


Nah, berbekal sejumlah teknologi besutan Microsoft seperti Lynch, SharePoint, Yammer, dan Office 365, para karyawan tetap bisa berinteraksi, berinovasi, dan tetap produktif. "Tetap aktif meski di luar kantor merupakan pesan yang ingin kami sampaikan, bahwa konsep ini bisa diterapkan di Indonesia, bukan hanya di negara maju seperti Amerika Serikat (AS)," paparnya sembari memantau anak buahnya yang sedang beraktivitas, baik itu meetting dengan klien dan bahkan memantau karyawan yang sedang berada di shelter Transjakarta. 


Microsoft sendiri telah menerapkan standar hot-desking bagi semua kantornya di seluruh dunia. Jadi, setiap karyawan memiliki loker untuk menyimpan barang pribadi dan mereka tidak memiliki meja kerja yang tetap. 


"Jadinya, siapa yang mau dapat meja kerja dengan posisi yang bagus harus datang pagi-pagi. Meja yang menghadap ke Istora Senayan jadi favorit," ungkap Direktur Human Resource Microsoft Indonesia Martha Jonatan. 


Lebih lanjut Martha menjelaskan, awalnya perusahaan mungkin mengalami sedikit kendala untuk menerapkan konsep OOF, namun seiring dengan berjalannya waktu dan penjelasan dari pimpinan, konsep ini pun berjalan. 


"Untuk memulai konsep OOF, mungkin HRD akan menyangsikan cara ini efektif dijalankan perusahaan. Karenanya, perlu pendekatan personal yang lebih lama untuk merubah paradigma. Teknologi garda depan dalam merubah budaya," ucapnya. 


Selain meningkatkan produktivitas, perusahaan juga bisa menghemat biaya ruang kantor, energi, dan infrastruktur. "Karyawan kamu leluasa memilih, mau di kantor atau menghindari kemacetan lalu lintas. Mereka bisa lebih happy tanpa melupakan produktivitasnya," kata Martha. 


Penerapan konsep OOF yang membebaskan karyawannya dalam bekerja ini turut menghantarkan Microsoft Indonesia menyabet bebeberpa penghargaan, salah satunya 'Best Employer 2013' dari AON Hewitt. 

Popular Post

Powered by Blogger.

- Copyright © Kampusxx -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Riza Falafi -