- Back to Home »
- internet , techno »
- CEO Axis: Merger dengan XL demi Menjaga Kualitas Layanan
Wednesday, 12 March 2014
JAKARTA - CEO PT Axis Telekom Indonesia (Axis), Erik Aas tidak menampik bahwa kondisi perusahaannya saat ini sulit bersaing. Menurutnya, kondisi persaingan harga yang ketat imbas dari menjamurnya operator saat ini, turut berakibat perusahaan terus mengalami kerugian.
“Sebagai operator GSM kelima di Indonesia, dengan ukuran saat ini, sangat sulit bagi Axis untuk bersaing secara memadai, di tengah kompetisi harga yang sangat ketat di industri telekomunikasi saat ini," kata Erik dalam kepada wartawan di Jakarta, Jumat (28/2/2014).
Menurutnya, kondisi itu mengakibatkan perusahaan terus-menerus mengalami kerugian, karena faktanya Axis memang masih dalam posisi belum profitable di lima tahun operasinya. "Jadi, sudah sangat sulit bagi Axis untuk mempertahankan bisnis dengan ukuran saat ini,” imbuh Erik.
Sehingga lanjut dia, di tengah kondisi yang sulit dewasa ini, Axis tetap membangun basis pelanggan yang baik, yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Merger dengan XL menurutnya solusi terbaik untuk tetap memberikan layanan berkualitas tinggi bagi para pelanggannya.
"Dengan merger ini, tiga operator besar akan memiliki spektrum yang merata, yang diperlukan untuk memberikan layanan berkualitas baik di seluruh pelosok Indonesia," tuturnya.
Erik melanjutkan, merger antaroperator bersifat sangat mendesak dilakukan. Pasalnya, saat ini telah banyak operator di industri telekomunikasi Indonesia.
“Kita akan melihat kompetisi yang lebih baik dan lebih sehat pada saat XL mendapatkan akses ke sumber daya spektrum yang sama seperti Telkomsel dan Indosat,” terangnya.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil beberapa waktu lalu berpendapat bahwa pemerintah dan seluruh stakeholders industri telekomunikasi perlu berpartisipasi dan mendukung penyelamatan Axis dari kebangkrutan.
"Terlepas dari kemungkinan adanya kekeliruan dalam penyusunan rencana bisnis di Axis, Pemerintah harus mendukung upaya untuk mencarikan jalan keluarnya,” kata Sofyan.
Hal senada disampaikan Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) Setyanto Santosa. Menurutnya, proses merger XL sejatinya didukung semua stakeholders.
“Proses merger XL semestinya tidak perlu dipersulit, sama seperti proses merger Indosat-Satelindo dan Smart-Fren sebelumnya,” kata Setyanto belum lama ini.