- Back to Home »
- android , berita android »
- Android Sumber Wikipedia
Friday, 13 February 2015
Android ( /ˈæn.drɔɪd/; an-droyd) adalah sistem operasi berbasis Linux yang
dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh sepertitelepon pintar dan komputer tablet.[13] Android awalnya dikembangkan
oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005.[14] Sistem operasi ini dirilis
secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance,
konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras,
perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler.[15] Ponsel Android pertama mulai dijual pada
bulan Oktober 2008.[16]
Antarmuka pengguna Android
didasarkan pada manipulasi langsung, menggunakan masukan sentuh yang serupa
dengan tindakan di dunia nyata, seperti menggesek, mengetuk, mencubit, dan
membalikkan cubitan untuk memanipulasi obyek di layar. Android adalah sistem
operasi dengan sumber terbuka,
dan Google merilis kodenya di bawah Lisensi Apache.[13] Kode dengan sumber terbuka dan
lisensi perizinan pada Android memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi
secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator
nirkabel, dan pengembang aplikasi. Selain itu, Android memiliki sejumlah besar
komunitas pengembang aplikasi (apps) yang memperluas fungsionalitas
perangkat, umumnya ditulis dalam versi kustomisasi bahasa pemrograman Java.[17] Pada bulan Oktober 2012, ada
sekitar 700.000 aplikasi yang tersedia untuk Android, dan sekitar 25 juta
aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko aplikasi utama Android.[18][19] Sebuah survey pada bulan
April-Mei 2013 menemukan bahwa Android adalah platform paling populer bagi para
pengembang, digunakan oleh 71% pengembang aplikasi seluler.[20]
Faktor-faktor di atas
telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan Android, menjadikannya
sebagai sistem operasi telepon pintar yang paling banyak digunakan di dunia,[21] mengalahkan Symbian pada tahun 2010.[22] Android juga menjadi pilihan
bagi perusahaan teknologi yang menginginkan sistem operasi berbiaya rendah,
bisa dikustomisasi, dan ringan untuk perangkat berteknologi tinggi tanpa harus
mengembangkannya dari awal.[23] Akibatnya, meskipun pada
awalnya sistem operasi ini dirancang khusus untuk telepon pintar dan tablet,
Android juga dikembangkan menjadi aplikasi tambahan di televisi, konsol permainan, kamera digital, dan perangkat elektronik
lainnya. Sifat Android yang terbuka telah mendorong munculnya sejumlah besar
komunitas pengembang aplikasi untuk menggunakan kode sumber terbuka sebagai
dasar proyek pembuatan aplikasi, dengan menambahkan fitur-fitur baru bagi
pengguna tingkat lanjut atau mengoperasikan Android pada perangkat yang secara
resmi dirilis dengan menggunakan sistem operasi lain.[24]
Pada November 2013,
Android menguasai pangsa pasar telepon pintar global, yang dipimpin oleh
produk-produk Samsung, dengan persentase
64% pada bulan Maret 2013.[25] Pada Juli 2013, terdapat
11.868 perangkat Android berbeda dengan beragam versi.[26]Keberhasilan sistem operasi ini juga
menjadikannya sebagai target ligitasi paten "perang telepon pintar"
antar perusahaan-perusahaan teknologi.[27][28] Hingga bulan Mei 2013, total
900 juta perangkat Android telah diaktifkan di seluruh dunia, dan 48 miliar
aplikasi telah dipasang dari Google Play.[29][30] Pada tanggal 3 September 2013,
1 miliar perangkat Android telah diaktifkan.[31]
Android, Inc.
didirikan di Palo Alto, California,
pada bulan Oktober 2003 oleh Andy Rubin (pendiriDanger),[32] Rich Miner (pendiri Wildfire
Communications, Inc.),[33] Nick Sears[34] (mantan VP T-Mobile), dan Chris White (kepala desain dan
pengembangan antarmuka WebTV)[14] untuk mengembangkan
"perangkat seluler pintar yang lebih sadar akan lokasi dan preferensi
penggunanya".[14] Tujuan awal pengembangan
Android adalah untuk mengembangkan sebuah sistem operasi canggih yang
diperuntukkan bagi kamera digital,
namun kemudian disadari bahwa pasar untuk perangkat tersebut tidak cukup besar,
dan pengembangan Android lalu dialihkan bagi pasar telepon pintar untuk
menyaingi Symbian dan Windows Mobile (iPhone Apple belum dirilis pada saat itu).[35] Meskipun para pengembang
Android adalah pakar-pakar teknologi yang berpengalaman, Android Inc.
dioperasikan secara diam-diam, hanya diungkapkan bahwa para pengembang sedang
menciptakan sebuah perangkat lunak yang diperuntukkan bagi telepon seluler.[14] Masih pada tahun yang sama,
Rubin kehabisan uang.Steve Perlman,
seorang teman dekat Rubin, meminjaminya $10.000 tunai dan menolak tawaran saham
di perusahaan.[36]
Google mengakuisisi Android Inc. pada tanggal 17
Agustus 2005, menjadikannya sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki
oleh Google. Pendiri Android Inc. seperti Rubin, Miner dan White tetap bekerja
di perusahaan setelah diakuisisi oleh Google.[14] Setelah itu, tidak banyak yang
diketahui tentang perkembangan Android Inc., namun banyak anggapan yang
menyatakan bahwa Google berencana untuk memasuki pasar telepon seluler dengan
tindakannya ini.[14] Di Google, tim yang dipimpin
oleh Rubin mulai mengembangkan platform perangkat seluler dengan
menggunakan kernel Linux.
Google memasarkan platform tersebut kepada produsen perangkat seluler danoperator nirkabel,
dengan janji bahwa mereka menyediakan sistem yang fleksibel dan bisa
diperbarui. Google telah memilih beberapa mitra perusahaan perangkat lunak dan
perangkat keras, serta mengisyaratkan kepada operator seluler bahwa kerjasama
ini terbuka bagi siapapun yang ingin berpartisipasi.[37][38][39].
Spekulasi tentang niat
Google untuk memasuki pasar komunikasi seluler terus berkembang hingga bulan
Desember 2006.[40] BBCdan Wall Street Journal melaporkan
bahwa Google sedang bekerja keras untuk menyertakan aplikasi dan mesin pencarinya di perangkat seluler.
Berbagai media cetak dan media daring mengabarkan bahwa Google sedang
mengembangkan perangkat seluler dengan merek Google. Beberapa di antaranya
berspekulasi bahwa Google telah menentukan spesifikasi teknisnya, termasuk
produsen telepon seluler dan operator jaringan. Pada bulan Desember 2007, InformationWeek melaporkan bahwa
Google telah mengajukan beberapa aplikasi paten di bidang telepon seluler.[41][42]
Pada tanggal 5
November 2007, Open Handset Alliance (OHA)
didirikan. OHA adalah konsorsium dari
perusahaan-perusahaan teknologi seperti Google, produsen perangkat seluler
seperti HTC, Sony dan Samsung, operator nirkabel seperti Sprint Nextel dan T-Mobile, serta produsen chipset seperti Qualcomm dan Texas Instruments. OHA sendiri bertujuan untuk
mengembangkan standar terbuka bagi
perangkat seluler.[15] Saat itu, Android diresmikan
sebagai produk pertamanya; sebuah platform perangkat seluler yang
menggunakan kernel Linux versi
2.6.[15] Telepon seluler komersial
pertama yang menggunakan sistem operasi Android adalah HTC Dream, yang diluncurkan pada 22 Oktober
2008.[43]
Pada tahun 2010,
Google merilis seri Nexus; perangkat
telepon pintar dan tablet dengan sistem operasi Android yang diproduksi oleh
mitra produsen telepon seluler seperti HTC, LG,
dan Samsung. HTC bekerjasama dengan Google dalam merilis produk telepon pintar
Nexus pertama, yakni Nexus One.[44] Seri ini telah diperbarui
dengan perangkat yang lebih baru, misalnya telepon pintar Nexus 4 dan tablet Nexus 10 yang diproduksi oleh LG dan
Samsung.[45] Pada 15 Oktober 2014, Google
mengumumkan Nexus 6 dan Nexus 9 yang diproduksi oleh Motorola dan HTC.[46] Pada 13 Maret 2013, Larry Page mengumumkan dalam postingan
blognya bahwa Andy Rubin telah pindah dari divisi Android untuk mengerjakan
proyek-proyek baru di Google.[47] Ia digantikan oleh Sundar Pichai, yang sebelumnya menjabat
sebagai kepala divisi Google Chrome, yang mengembangkan Chrome OS.[48]
Sejak tahun 2008,
Android secara bertahap telah melakukan sejumlah pembaruan untuk
meningkatkan kinerja sistem operasi, menambahkan fitur baru, dan
memperbaiki bug yang terdapat pada versi sebelumnya. Setiap
versi utama yang dirilis dinamakan secara alfabetis berdasarkan nama-nama
makanan pencuci mulut atau cemilan bergula; misalnya, versi 1.5 bernama Cupcake,
yang kemudian diikuti oleh versi 1.6 Donut. Versi terbaru adalah
5.0 Lollipop, yang dirilis pada 15 Oktober 2014.[49]
Fitur
Antarmuka
Antarmuka pengguna
pada Android didasarkan pada manipulasi
langsung,[50] menggunakan masukan sentuh
yang serupa dengan tindakan di dunia nyata, misalnya menggesek (swiping),
mengetuk (tapping), dan mencubit (pinching), untuk memanipulasi
obyek di layar.[50] Masukan pengguna direspon
dengan cepat dan juga tersedia antarmuka sentuh layaknya permukaan air,
seringkali menggunakan kemampuan getaran perangkat untuk memberikan umpan balik haptik kepada
pengguna. Perangkat keras internal
seperti akselerometer,giroskop, dan sensor proksimitas digunakan
oleh beberapa aplikasi untuk merespon tindakan pengguna, misalnya untuk
menyesuaikan posisi layar dari potret ke lanskap, tergantung pada bagaimana
perangkat diposisikan, atau memungkinkan pengguna untuk mengarahkan kendaraan
saat bermain balapan dengan memutar perangkat sebagai simulasi kendali setir.[51]
Ketika dihidupkan,
perangkat Android akan memuat pada layar depan (homescreen), yakni
navigasi utama dan pusat informasi pada perangkat, serupa dengan desktop pada komputer pribadi. Layar depan Android biasanya
terdiri dari ikon aplikasi dan widget;
ikon aplikasi berfungsi untuk menjalankan aplikasi terkait, sedangkan widget
menampilkan konten secara langsung dan terbarui otomatis, misalnya prakiraan
cuaca, kotak masuk surel pengguna, atau
menampilkan tiker berita secara langsung dari layar depan.[52] Layar depan bisa terdiri dari
beberapa halaman, pengguna dapat menggeser bolak balik antara satu halaman ke
halaman lainnya, yang memungkinkan pengguna Android untuk mengatur tampilan
perangkat sesuai dengan selera mereka. Beberapa aplikasi pihak ketiga yang
tersedia di Google Play dan
di toko aplikasi lainnya secara ekstensif mampu mengatur kembali tema layar
depan Android, dan bahkan bisa meniru tampilan sistem operasi lain,
misalnya Windows Phone.[53] Kebanyakan produsen telepon
seluler dan operator nirkabel menyesuaikan tampilan perangkat Android buatan mereka
untuk membedakannya dari pesaing mereka.[54]
Di bagian atas layar
terdapat status bar, yang menampilkan informasi tentang perangkat dan
konektivitasnya. Status bar ini bisa "ditarik" ke bawah untuk membuka
layar notifikasi yang menampilkan informasi penting atau pembaruan aplikasi,
misalnya surel diterima atau SMS masuk, dengan cara tidak mengganggu kegiatan
pengguna pada perangkat.[55] Pada versi awal Android, layar
notifikasi ini bisa digunakan untuk membuka aplikasi yang relevan, namun
setelah diperbarui, fungsi ini semakin disempurnakan, misalnya kemampuan untuk memanggil
kembali nomor telepon dari notifikasi panggilan tak terjawab tanpa harus
membuka aplikasi utama.[56] Notifikasi ini akan tetap ada
sampai pengguna melihatnya, atau dihapus dan di nonaktifkan oleh pengguna.
Aplikasi
Android memungkinkan
penggunanya untuk memasang aplikasi pihak ketiga, baik yang diperoleh dari toko
aplikasi seperti Google Play, Amazon Appstore, ataupun dengan mengunduh dan
memasang berkas APK dari
situs pihak ketiga.[57] Di Google Play, pengguna bisa
menjelajah, mengunduh, dan memperbarui aplikasi yang diterbitkan oleh Google
dan pengembang pihak ketiga, sesuai dengan persyaratan kompatibilitas Google.[58] Google Play akan menyaring
daftar aplikasi yang tersedia berdasarkan kompatibilitasnya dengan perangkat
pengguna, dan pengembang dapat membatasi aplikasi ciptaan mereka bagi operator
atau negara tertentu untuk alasan bisnis.[59] Pembelian aplikasi yang tidak
sesuai dengan keinginan pengguna dapat dikembalikan dalam waktu 15 menit
setelah pengunduhan.[60] Beberapa operator seluler juga
menawarkan tagihan langsung untuk pembelian aplikasi di Google Play dengan cara
menambahkan harga pembelian aplikasi pada tagihan bulanan pengguna.[61] Pada bulan September 2012, ada
lebih dari 675.000 aplikasi yang tersedia untuk Android, dan perkiraan jumlah
aplikasi yang diunduh dari Play Store adalah 25 miliar.[62]
Aplikasi Android
dikembangkan dalam bahasa pemrograman Java dengan
menggunakan kit pengembangan
perangkat lunak Android (SDK). SDK ini terdiri dari seperangkat
perkakas pengembangan,[63] termasuk debugger, perpustakaan
perangkat lunak, emulator handset yang berbasis QEMU,
dokumentasi, kode sampel, dan tutorial. Didukung secara resmi oleh lingkungan
pengembangan terpadu (IDE) Eclipse,
yang menggunakan plugin Android Development Tools (ADT). Perkakas pengembangan
lain yang tersedia di antaranya adalah Native Development
Kit untuk aplikasi atau ekstensi dalam C atau C++, Google App Inventor,
lingkungan visual untuk pemrogram pemula, dan berbagai kerangka kerja aplikasi
web seluler lintas platform.
Dalam rangka
menghadapi penyensoran Internet di Republik Rakyat Tiongkok,
perangkat Android yang dijual di RRT umumnya disesuaikan dengan layanan yang
disetujui oleh negara.[64]
Pengelolaan memori
Karena perangkat
Android umumnya bertenaga baterai, Android dirancang
untuk mengelola memori (RAM) guna menjaga konsumsi daya minimal, berbeda
dengan sistem operasi desktop yang bisa terhubung pada sumber daya listrik tak terbatas. Ketika sebuah
aplikasi Android tidak lagi digunakan, sistem secara otomatis akan
menangguhkannya (suspend) dalam memori – secara teknis aplikasi
tersebut masih "terbuka", namun dengan ditangguhkan, aplikasi tidak
akan mengkonsumsi sumber daya (misalnya daya baterai atau daya pemrosesan), dan
akan "diam" di latar belakang hingga aplikasi tersebut digunakan
kembali. Cara ini memiliki manfaat ganda, tidak hanya meningkatkan respon
perangkat Android karena aplikasi tidak perlu ditutup dan dibuka kembali dari
awal setiap saat, tetapi juga memastikan bahwa aplikasi yang berjalan di latar
belakang tidak menghabiskan daya secara sia-sia.[65]
Android mengelola
aplikasi yang tersimpan di memori secara otomatis: ketika memori lemah, sistem
akan menonaktifkan aplikasi dan proses yang tidak aktif untuk sementara waktu,
aplikasi akan dinonaktifkan dalam urutan terbalik, dimulai dari yang terakhir
digunakan. Proses ini tidak terlihat oleh pengguna, jadi pengguna tidak perlu
mengelola memori atau menonaktifkan aplikasi secara manual.[66] Namun, kebingungan pengguna
atas pengelolaan memori pada Android telah menyebabkan munculnya beberapa
aplikasi task killer pihak ketiga yang populer di Google Play.[67]
Persyaratan
perangkat keras
Hingga November 2013,
versi terbaru Android membutuhkan setidaknya 512 MB RAM,[68] prosesor ARMv7 32-bit, arsitektur MIPS, atau x86,[8] serta unit pemroses grafis (GPU)
kompatibel OpenGL ES 2.0.[69]
Platform perangkat keras utama pada Android
adalah arsitektur ARM.
Ada juga dukungan untuk x86 dari proyek Android-x86,[8] dan Google TV menggunakan versi x86 khusus
Android. Pada tahun 2013, Freescale mengumumkan
melibatkan Android dalam prosesor i.MX buatannya,
yakni seri i.MX5X dan i.MX6X.[70] Pada 2012, prosesor Intel juga
mulai muncul pada platform utama Android, misalnya pada telepon seluler.[71]
Beberapa komponen
perangkat keras tidak diperlukan, namun sudah menjadi standar di perangkat
tertentu. Beberapa fitur awalnya dibutuhkan sebagai persyaratan, namun kemudian
ditiadakan. Setelah Android menjadi OS telepon pintar, beberapa perangkat
keras, seperti mikrofon, lambat laun
berubah menjadi perangkat opsional. Selain itu,kamera ditetapkan sebagai perangkat wajib bagi
ponsel-ponsel Android.[72] Perangkat Android
menggabungkan berbagai komponen perangkat keras opsional, termasuk kamera
video, GPS, sensor orientasi perangkat keras, kontrol
permainan, akselerometer, giroskop, barometer, magnetometer, sensor
proksimitas, sensor tekanan, termometer, danlayar sentuh.
Android mendukung
OpenGL ES 1.1, 2.0, dan 3.0. Beberapa aplikasi secara eksplisit mengharuskan
versi tertentu dari OpenGL ES, sehingga perangkat keras GPU yang cocok
diperlukan bagi perangkat Android untuk menjalankan aplikasi tertentu.[69]
Pengembangan
Android dikembangkan
secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan pembaruan siap untuk
dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai diungkapkan kepada
publik.[73] Kode sumber ini hanya akan
berjalan tanpa modifikasi pada perangkat tertentu, biasanya pada seri Nexus.[74] Ada binari tersendiri yang disediakan oleh produsen agar
Android bisa beroperasi.[75]
Logo Android yang
berwarna hijau awalnya dirancang untuk Google pada tahun 2007 oleh desainer
grafis Irina Blok.[76][77][78] Tim desain ditugaskan dengan
sebuah proyek untuk membuat sebuah ikon universal yang mudah dikenali dengan
menyertakan ikon robot secara spesifik dalam desain akhir.
Setelah sejumlah perkembangan desain yang didasarkan pada tema-tema fiksi ilmiah dan film luar angkasa, tim
akhirnya mendapat inspirasi dari simbol manusia yang terdapat di pintu toilet,
dan memodifikasi bentuknya menjadi bentuk robot. Karena Android adalah
perangkat lunak sumber terbuka,
disepakati bahwa logo tersebut juga harus terbuka, dan sejak diluncurkan, logo
hijau tersebut telah didesain ulang kembali dalam berbagai variasi yang tak
terhitung jumlahnya.[79]
Penggunaan platform
Tabel di bawah ini
menampilkan data mengenai persentase jumlah perangkat Android yang mengakses
Google Play baru-baru ini, dan menjalankan platform Android versi tertentu hingga
tanggal 9 September 2014.
Android 4.1/4.2/4.3 Jelly Bean adalah versi Android yang
paling banyak digunakan, yakni sekitar 53,7% dari keseluruhan perangkat Android
di seluruh dunia.[182]
Versi
|
Nama kode
|
Tanggal rilis
|
Level API
|
Distribusi
|
5.0
|
Lollipop
|
15 Oktober 2014
|
21
|
|
4.4.x
|
KitKat[183]
|
31 Oktober 2013[184]
|
19
|
24,5%
|
4.3.x
|
Jelly Bean
|
24 Juli 2013
|
18
|
8%
|
4.2.x
|
Jelly Bean
|
13 November 2012
|
17
|
20,7%
|
4.1.x
|
Jelly Bean
|
9 Juli 2012
|
16
|
25,1%
|
4.0.3–4.0.4
|
Ice
Cream Sandwich
|
16 Desember 2011
|
15
|
9,6%
|
3.2
|
Honeycomb
|
15 Juli 2011
|
13
|
|
3.1
|
Honeycomb
|
10 Mei 2011
|
12
|
|
2.3.3–2.3.7
|
Gingerbread
|
9 Februari 2011
|
10
|
11,7%
|
2.3–2.3.2
|
Gingerbread
|
6 Desember 2010
|
9
|
|
2.2
|
Froyo
|
20 Mei 2010
|
8
|
0,7%
|
2.0–2.1
|
Eclair
|
26 Oktober 2009
|
7
|
|
1.6
|
Donut
|
15 September 2009
|
4
|
|
1.5
|
Cupcake
|
30 April 2009
|
3
|
Pembajakan aplikasi
Ada beberapa
kekhawatiran mengenai mudahnya aplikasi berbayar Android untuk dibajak.[185] Pada bulan Mei 2012, Eurogamer, pengembang Football Manager, menyatakan bahwa rasio
pemain bajakan vs pemain asli adalah 9:1 pada permainan buatan mereka.[186] Namun, tidak semua pengembang
mempermasalahkan tingkat pembajakan ini; pada Juli 2012, pengembang permainan
Wind-up Knight mengungkapkan bahwa tingkat pembajakan pada permainan mereka
hanya 12%, dan sebagian besarnya berasal dari Cina, negara yang pengguna
Androidnya tidak bisa membeli aplikasi dari Google Play.[187]
Pada 2010, Google
merilis sebuah alat yang berfungsi memvalidasi pembelian resmi untuk digunakan
dalam aplikasi, tetapi pengembang mengeluh bahwa hal itu tidak cukup efisien.
Google menjawab bahwa alat tersebut dimaksudkan sebagai kerangka sampel bagi
para pengembang untuk memodifikasi dan mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan
mereka, bukan sebagai solusi untuk mengakhiri pembajakan.[188] Pada tahun 2012, Google
merilis sebuah fitur dalam Android 4.1 yang mengenskripsikan aplikasi berbayar
sehingga aplikasi tersebut hanya bisa berjalan pada perangkat tempat mereka
dibeli, namun fitur ini dinonaktifkan untuk sementara karena masalah teknis.[189]
Masalah
hukum
Informasi lebih lanjut: Oracle
v. Google, Perang telepon pintar, dan Patent
troll
Baik Android maupun
produsen ponsel Android telah terlibat dalam berbagai kasus hukum paten.
Pada tanggal 12 Agustus 2010, Oracle menggugat
Google atas tuduhan pelanggaran hak cipta dan paten yang berhubungan dengan
bahasa pemrograman Java.[190] Oracle awalnya menuntut ganti
rugi sebesar $6,1 miliar,[191] namun tuntutan ini ditolak
oleh pengadilan federal Amerika Serikat, yang meminta Oracle untuk merevisi
gugatannya.[192] Sebagai tanggapan, Google
mengajukan beberapa pembelaan, mengklaim bahwa Android tidak melanggar paten
atau hak cipta Oracle, bahwa paten Oracle
tidak valid, dan beberapa pembelaan lainnya. Pihak Oracle menyatakan bahwa
Android berbasis pada Apache Harmony,
implementasi clean room perpustakaan kelas Java, dan secara
independen mengembangkan mesin virtual yang disebut Dalvik.[193]Pada bulan Mei 2012, juri dalam
kasus ini menemukan bahwa Google tidak melanggar paten Oracle, dan hakim
memutuskan bahwa struktur API Java yang digunakan oleh Google tidak memiliki
hak cipta.[194][195]
Selain tuntutan secara
langsung terhadap Google, berbagai "perang proksi" juga dilancarkan terhadap
Android secara tidak langsung dengan menargetkan produsen perangkat Android,
dengan tujuan untuk memperkecil peluang produsen tersebut mengadopsi platform
Android dan meningkatkan biaya peluncuran produk Android ke pasaran.[196] Appledan Microsoft menggugat beberapa produsen
perangkat Android terkait masalah pelanggaran paten; tuntutan Apple yang
berkepanjangan terhadap Samsung menjadi kasus yang sangat terpublikasi. Pada
Oktober 2011, Microsoft mengungkapkan bahwa mereka telah menandatangani
perjanjian lisensi paten dengan sepuluh produsen ponsel yang produk-produknya
menguasai 55% pasar global perangkat Android,[197] termasuk Samsung dan HTC.[198] Kasus pelanggaran paten
antara Samsung dan Microsoft berakhir dengan kesepakatan bahwa Samsung akan
mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk mengembangkan dan memasarkan
ponsel dengan sistem operasi Windows Phone besutan Microsoft.[196]
Google secara terbuka
menyatakan kefrustrasiannya dalam menghadapi gugatan pelanggaran paten di
Amerika Serikat, menuduh bahwa Apple, Oracle, dan Microsoft sedang berupaya
untuk melemahkan kedigjayaan Android melalui litigasi paten, alih-alih
berinovasi dan bersaing dengan cara menciptakan produk dan layanan yang lebih
baik.[199]Pada 2011-2012, Google
membeli Motorola Mobility seharga
$12,5 miliar. Upaya ini dipandang sebagai langkah pertahanan Google untuk
melindungi Android, karena Motorola Mobility memegang lebih dari 17.000 hak
paten.[200] Pada Desember 2011, Google
juga membeli lebih dari seribu paten dari IBM.[201]
Pada 2013, Fairsearch,
sebuah organisasi yang didukung oleh Microsoft, Oracle, dan lainnya, mengajukan
keluhan terhadap Android pada Komisi Eropa, menyatakan bahwa distribusi
perangkat Android yang bebas biaya merupakan bentuk persaingan harga
anti-kompetitif. Free
Software Foundation Europe, yang didonori Google, membantah tuduhan
Fairsearch.[202]
Penggunaan
di perangkat lain
Sifat Android yang
terbuka dan bisa dikustomisasi menyebabkan sistem operasi ini juga digunakan
pada perangkat elektronik lainnya, termasuk laptop dan netbook, smartbook,[203] Smart TV (Google TV), dan kamera (Nikon
Coolpix S800c dan Galaxy Camera).[204][205] Selain itu, sistem operasi
Android juga mengembangkan aplikasinya pada kacamata pintar (Google Glass), jam tangan,[206] penyuara kuping,[207] CD mobil dan pemutar DVD,[208] cermin,[209] pemutar media
portabel,[210] jaringan tetap,[211] dan telepon VoIP.[212] Ouya,
sebuah konsol permainan video yang menggunakan
sistem operasi Android, menjadi salah satu produk Kickstarter yang paling sukses, didanai
sebesar $8,5 juta untuk pengembangannya, yang kemudian diikuti oleh konsol
permainan video berbasis Android lainnya seperti Project
Shield besutan Nvidia.[213][214]
Pada tahun 2011,
Google memperkenalkan "Android@Home", teknologi otomatis baru yang
memanfaatkan Android untuk mengontrol beberapa alat-alat rumah tangga seperti
kontak lampu, soket listrik, dan termostat.[215] Mengontrol lampu dikatakan
dapat dikendalikan dari ponsel atau tablet Android. Pimpinan Android Andy Rubin
menegaskan bahwa "menyalakan dan mematikan lampu bukanlah hal yang baru,
Google berpikir lebih ambisius dan tujuannya adalah untuk menggunakan posisinya
sebagai penyedia jasa awan guna
membawa produk-produk Google ke rumah pelanggan."[216]
Pada bulan Agustus
2011, Parrot meluncurkan sistem stereo mobil dengan platform Android, yang
dikenal dengan Asteroid dan dilengkapi dengan perintah suara.[217][218] Pada September 2013, Clarion
merilis sistem stereo mobil dengan platform Android yang lebih maju, yang
dikenal dengan AX1 dan Mirage, menggunakan Android 2.3.7 dan 2.2 (Gingerbread)
dan dilengkapi dengan navigasi berbasis GPS,
layar 6,5 inci, dan berbagai pilihan untuk akses data nirkabel.[219][220]
Berbagai perangkatlainnya, meskipun tidak menggunakan Android, juga dirancang dengan antarmukayang berfungsi sebagai pendamping atau pelengkap bagi perangkat Android,misalnya SmartWatch Sony atau Galaxy Gear Samsung.[221]