Friday, 13 February 2015

Android ( /ˈæn.drɔɪd/; an-droyd) adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh sepertitelepon pintar dan komputer tablet.[13] Android awalnya dikembangkan oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005.[14] Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras, perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler.[15] Ponsel Android pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008.[16]
Antarmuka pengguna Android didasarkan pada manipulasi langsung, menggunakan masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di dunia nyata, seperti menggesek, mengetuk, mencubit, dan membalikkan cubitan untuk memanipulasi obyek di layar. Android adalah sistem operasi dengan sumber terbuka, dan Google merilis kodenya di bawah Lisensi Apache.[13] Kode dengan sumber terbuka dan lisensi perizinan pada Android memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi. Selain itu, Android memiliki sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi (apps) yang memperluas fungsionalitas perangkat, umumnya ditulis dalam versi kustomisasi bahasa pemrograman Java.[17] Pada bulan Oktober 2012, ada sekitar 700.000 aplikasi yang tersedia untuk Android, dan sekitar 25 juta aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko aplikasi utama Android.[18][19] Sebuah survey pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android adalah platform paling populer bagi para pengembang, digunakan oleh 71% pengembang aplikasi seluler.[20]
Faktor-faktor di atas telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan Android, menjadikannya sebagai sistem operasi telepon pintar yang paling banyak digunakan di dunia,[21] mengalahkan Symbian pada tahun 2010.[22] Android juga menjadi pilihan bagi perusahaan teknologi yang menginginkan sistem operasi berbiaya rendah, bisa dikustomisasi, dan ringan untuk perangkat berteknologi tinggi tanpa harus mengembangkannya dari awal.[23] Akibatnya, meskipun pada awalnya sistem operasi ini dirancang khusus untuk telepon pintar dan tablet, Android juga dikembangkan menjadi aplikasi tambahan di televisi, konsol permainan, kamera digital, dan perangkat elektronik lainnya. Sifat Android yang terbuka telah mendorong munculnya sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi untuk menggunakan kode sumber terbuka sebagai dasar proyek pembuatan aplikasi, dengan menambahkan fitur-fitur baru bagi pengguna tingkat lanjut atau mengoperasikan Android pada perangkat yang secara resmi dirilis dengan menggunakan sistem operasi lain.[24]
Pada November 2013, Android menguasai pangsa pasar telepon pintar global, yang dipimpin oleh produk-produk Samsung, dengan persentase 64% pada bulan Maret 2013.[25] Pada Juli 2013, terdapat 11.868 perangkat Android berbeda dengan beragam versi.[26]Keberhasilan sistem operasi ini juga menjadikannya sebagai target ligitasi paten "perang telepon pintar" antar perusahaan-perusahaan teknologi.[27][28] Hingga bulan Mei 2013, total 900 juta perangkat Android telah diaktifkan di seluruh dunia, dan 48 miliar aplikasi telah dipasang dari Google Play.[29][30] Pada tanggal 3 September 2013, 1 miliar perangkat Android telah diaktifkan.[31]
Android, Inc. didirikan di Palo Alto, California, pada bulan Oktober 2003 oleh Andy Rubin (pendiriDanger),[32] Rich Miner (pendiri Wildfire Communications, Inc.),[33] Nick Sears[34] (mantan VP T-Mobile), dan Chris White (kepala desain dan pengembangan antarmuka WebTV)[14] untuk mengembangkan "perangkat seluler pintar yang lebih sadar akan lokasi dan preferensi penggunanya".[14] Tujuan awal pengembangan Android adalah untuk mengembangkan sebuah sistem operasi canggih yang diperuntukkan bagi kamera digital, namun kemudian disadari bahwa pasar untuk perangkat tersebut tidak cukup besar, dan pengembangan Android lalu dialihkan bagi pasar telepon pintar untuk menyaingi Symbian dan Windows Mobile (iPhone Apple belum dirilis pada saat itu).[35] Meskipun para pengembang Android adalah pakar-pakar teknologi yang berpengalaman, Android Inc. dioperasikan secara diam-diam, hanya diungkapkan bahwa para pengembang sedang menciptakan sebuah perangkat lunak yang diperuntukkan bagi telepon seluler.[14] Masih pada tahun yang sama, Rubin kehabisan uang.Steve Perlman, seorang teman dekat Rubin, meminjaminya $10.000 tunai dan menolak tawaran saham di perusahaan.[36]
Google mengakuisisi Android Inc. pada tanggal 17 Agustus 2005, menjadikannya sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Google. Pendiri Android Inc. seperti Rubin, Miner dan White tetap bekerja di perusahaan setelah diakuisisi oleh Google.[14] Setelah itu, tidak banyak yang diketahui tentang perkembangan Android Inc., namun banyak anggapan yang menyatakan bahwa Google berencana untuk memasuki pasar telepon seluler dengan tindakannya ini.[14] Di Google, tim yang dipimpin oleh Rubin mulai mengembangkan platform perangkat seluler dengan menggunakan kernel Linux. Google memasarkan platform tersebut kepada produsen perangkat seluler danoperator nirkabel, dengan janji bahwa mereka menyediakan sistem yang fleksibel dan bisa diperbarui. Google telah memilih beberapa mitra perusahaan perangkat lunak dan perangkat keras, serta mengisyaratkan kepada operator seluler bahwa kerjasama ini terbuka bagi siapapun yang ingin berpartisipasi.[37][38][39].
Spekulasi tentang niat Google untuk memasuki pasar komunikasi seluler terus berkembang hingga bulan Desember 2006.[40] BBCdan Wall Street Journal melaporkan bahwa Google sedang bekerja keras untuk menyertakan aplikasi dan mesin pencarinya di perangkat seluler. Berbagai media cetak dan media daring mengabarkan bahwa Google sedang mengembangkan perangkat seluler dengan merek Google. Beberapa di antaranya berspekulasi bahwa Google telah menentukan spesifikasi teknisnya, termasuk produsen telepon seluler dan operator jaringan. Pada bulan Desember 2007, InformationWeek melaporkan bahwa Google telah mengajukan beberapa aplikasi paten di bidang telepon seluler.[41][42]
Pada tanggal 5 November 2007, Open Handset Alliance (OHA) didirikan. OHA adalah konsorsium dari perusahaan-perusahaan teknologi seperti Google, produsen perangkat seluler seperti HTC, Sony dan Samsung, operator nirkabel seperti Sprint Nextel dan T-Mobile, serta produsen chipset seperti Qualcomm dan Texas Instruments. OHA sendiri bertujuan untuk mengembangkan standar terbuka bagi perangkat seluler.[15] Saat itu, Android diresmikan sebagai produk pertamanya; sebuah platform perangkat seluler yang menggunakan kernel Linux versi 2.6.[15] Telepon seluler komersial pertama yang menggunakan sistem operasi Android adalah HTC Dream, yang diluncurkan pada 22 Oktober 2008.[43]
Pada tahun 2010, Google merilis seri Nexus; perangkat telepon pintar dan tablet dengan sistem operasi Android yang diproduksi oleh mitra produsen telepon seluler seperti HTC, LG, dan Samsung. HTC bekerjasama dengan Google dalam merilis produk telepon pintar Nexus pertama, yakni Nexus One.[44] Seri ini telah diperbarui dengan perangkat yang lebih baru, misalnya telepon pintar Nexus 4 dan tablet Nexus 10 yang diproduksi oleh LG dan Samsung.[45] Pada 15 Oktober 2014, Google mengumumkan Nexus 6 dan Nexus 9 yang diproduksi oleh Motorola dan HTC.[46] Pada 13 Maret 2013, Larry Page mengumumkan dalam postingan blognya bahwa Andy Rubin telah pindah dari divisi Android untuk mengerjakan proyek-proyek baru di Google.[47] Ia digantikan oleh Sundar Pichai, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala divisi Google Chrome, yang mengembangkan Chrome OS.[48]
Sejak tahun 2008, Android secara bertahap telah melakukan sejumlah pembaruan untuk meningkatkan kinerja sistem operasi, menambahkan fitur baru, dan memperbaiki bug yang terdapat pada versi sebelumnya. Setiap versi utama yang dirilis dinamakan secara alfabetis berdasarkan nama-nama makanan pencuci mulut atau cemilan bergula; misalnya, versi 1.5 bernama Cupcake, yang kemudian diikuti oleh versi 1.6 Donut. Versi terbaru adalah 5.0 Lollipop, yang dirilis pada 15 Oktober 2014.[49]
Fitur
Antarmuka
Antarmuka pengguna pada Android didasarkan pada manipulasi langsung,[50] menggunakan masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di dunia nyata, misalnya menggesek (swiping), mengetuk (tapping), dan mencubit (pinching), untuk memanipulasi obyek di layar.[50] Masukan pengguna direspon dengan cepat dan juga tersedia antarmuka sentuh layaknya permukaan air, seringkali menggunakan kemampuan getaran perangkat untuk memberikan umpan balik haptik kepada pengguna. Perangkat keras internal seperti akselerometer,giroskop, dan sensor proksimitas digunakan oleh beberapa aplikasi untuk merespon tindakan pengguna, misalnya untuk menyesuaikan posisi layar dari potret ke lanskap, tergantung pada bagaimana perangkat diposisikan, atau memungkinkan pengguna untuk mengarahkan kendaraan saat bermain balapan dengan memutar perangkat sebagai simulasi kendali setir.[51]
Ketika dihidupkan, perangkat Android akan memuat pada layar depan (homescreen), yakni navigasi utama dan pusat informasi pada perangkat, serupa dengan desktop pada komputer pribadi. Layar depan Android biasanya terdiri dari ikon aplikasi dan widget; ikon aplikasi berfungsi untuk menjalankan aplikasi terkait, sedangkan widget menampilkan konten secara langsung dan terbarui otomatis, misalnya prakiraan cuaca, kotak masuk surel pengguna, atau menampilkan tiker berita secara langsung dari layar depan.[52] Layar depan bisa terdiri dari beberapa halaman, pengguna dapat menggeser bolak balik antara satu halaman ke halaman lainnya, yang memungkinkan pengguna Android untuk mengatur tampilan perangkat sesuai dengan selera mereka. Beberapa aplikasi pihak ketiga yang tersedia di Google Play dan di toko aplikasi lainnya secara ekstensif mampu mengatur kembali tema layar depan Android, dan bahkan bisa meniru tampilan sistem operasi lain, misalnya Windows Phone.[53] Kebanyakan produsen telepon seluler dan operator nirkabel menyesuaikan tampilan perangkat Android buatan mereka untuk membedakannya dari pesaing mereka.[54]
Di bagian atas layar terdapat status bar, yang menampilkan informasi tentang perangkat dan konektivitasnya. Status bar ini bisa "ditarik" ke bawah untuk membuka layar notifikasi yang menampilkan informasi penting atau pembaruan aplikasi, misalnya surel diterima atau SMS masuk, dengan cara tidak mengganggu kegiatan pengguna pada perangkat.[55] Pada versi awal Android, layar notifikasi ini bisa digunakan untuk membuka aplikasi yang relevan, namun setelah diperbarui, fungsi ini semakin disempurnakan, misalnya kemampuan untuk memanggil kembali nomor telepon dari notifikasi panggilan tak terjawab tanpa harus membuka aplikasi utama.[56] Notifikasi ini akan tetap ada sampai pengguna melihatnya, atau dihapus dan di nonaktifkan oleh pengguna.

Aplikasi
Android memungkinkan penggunanya untuk memasang aplikasi pihak ketiga, baik yang diperoleh dari toko aplikasi seperti Google Play, Amazon Appstore, ataupun dengan mengunduh dan memasang berkas APK dari situs pihak ketiga.[57] Di Google Play, pengguna bisa menjelajah, mengunduh, dan memperbarui aplikasi yang diterbitkan oleh Google dan pengembang pihak ketiga, sesuai dengan persyaratan kompatibilitas Google.[58] Google Play akan menyaring daftar aplikasi yang tersedia berdasarkan kompatibilitasnya dengan perangkat pengguna, dan pengembang dapat membatasi aplikasi ciptaan mereka bagi operator atau negara tertentu untuk alasan bisnis.[59] Pembelian aplikasi yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna dapat dikembalikan dalam waktu 15 menit setelah pengunduhan.[60] Beberapa operator seluler juga menawarkan tagihan langsung untuk pembelian aplikasi di Google Play dengan cara menambahkan harga pembelian aplikasi pada tagihan bulanan pengguna.[61] Pada bulan September 2012, ada lebih dari 675.000 aplikasi yang tersedia untuk Android, dan perkiraan jumlah aplikasi yang diunduh dari Play Store adalah 25 miliar.[62]
Aplikasi Android dikembangkan dalam bahasa pemrograman Java dengan menggunakan kit pengembangan perangkat lunak Android (SDK). SDK ini terdiri dari seperangkat perkakas pengembangan,[63] termasuk debugger, perpustakaan perangkat lunak, emulator handset yang berbasis QEMU, dokumentasi, kode sampel, dan tutorial. Didukung secara resmi oleh lingkungan pengembangan terpadu (IDE) Eclipse, yang menggunakan plugin Android Development Tools (ADT). Perkakas pengembangan lain yang tersedia di antaranya adalah Native Development Kit untuk aplikasi atau ekstensi dalam C atau C++, Google App Inventor, lingkungan visual untuk pemrogram pemula, dan berbagai kerangka kerja aplikasi web seluler lintas platform.
Dalam rangka menghadapi penyensoran Internet di Republik Rakyat Tiongkok, perangkat Android yang dijual di RRT umumnya disesuaikan dengan layanan yang disetujui oleh negara.[64]

Pengelolaan memori
Karena perangkat Android umumnya bertenaga baterai, Android dirancang untuk mengelola memori (RAM) guna menjaga konsumsi daya minimal, berbeda dengan sistem operasi desktop yang bisa terhubung pada sumber daya listrik tak terbatas. Ketika sebuah aplikasi Android tidak lagi digunakan, sistem secara otomatis akan menangguhkannya (suspend) dalam memori – secara teknis aplikasi tersebut masih "terbuka", namun dengan ditangguhkan, aplikasi tidak akan mengkonsumsi sumber daya (misalnya daya baterai atau daya pemrosesan), dan akan "diam" di latar belakang hingga aplikasi tersebut digunakan kembali. Cara ini memiliki manfaat ganda, tidak hanya meningkatkan respon perangkat Android karena aplikasi tidak perlu ditutup dan dibuka kembali dari awal setiap saat, tetapi juga memastikan bahwa aplikasi yang berjalan di latar belakang tidak menghabiskan daya secara sia-sia.[65]
Android mengelola aplikasi yang tersimpan di memori secara otomatis: ketika memori lemah, sistem akan menonaktifkan aplikasi dan proses yang tidak aktif untuk sementara waktu, aplikasi akan dinonaktifkan dalam urutan terbalik, dimulai dari yang terakhir digunakan. Proses ini tidak terlihat oleh pengguna, jadi pengguna tidak perlu mengelola memori atau menonaktifkan aplikasi secara manual.[66] Namun, kebingungan pengguna atas pengelolaan memori pada Android telah menyebabkan munculnya beberapa aplikasi task killer pihak ketiga yang populer di Google Play.[67]
Persyaratan perangkat keras
Hingga November 2013, versi terbaru Android membutuhkan setidaknya 512 MB RAM,[68] prosesor ARMv7 32-bit, arsitektur MIPS, atau x86,[8] serta unit pemroses grafis (GPU) kompatibel OpenGL ES 2.0.[69]
Platform perangkat keras utama pada Android adalah arsitektur ARM. Ada juga dukungan untuk x86 dari proyek Android-x86,[8] dan Google TV menggunakan versi x86 khusus Android. Pada tahun 2013, Freescale mengumumkan melibatkan Android dalam prosesor i.MX buatannya, yakni seri i.MX5X dan i.MX6X.[70] Pada 2012, prosesor Intel juga mulai muncul pada platform utama Android, misalnya pada telepon seluler.[71]
Beberapa komponen perangkat keras tidak diperlukan, namun sudah menjadi standar di perangkat tertentu. Beberapa fitur awalnya dibutuhkan sebagai persyaratan, namun kemudian ditiadakan. Setelah Android menjadi OS telepon pintar, beberapa perangkat keras, seperti mikrofon, lambat laun berubah menjadi perangkat opsional. Selain itu,kamera ditetapkan sebagai perangkat wajib bagi ponsel-ponsel Android.[72] Perangkat Android menggabungkan berbagai komponen perangkat keras opsional, termasuk kamera video, GPS, sensor orientasi perangkat keras, kontrol permainan, akselerometer, giroskop, barometer, magnetometer, sensor proksimitas, sensor tekanan, termometer, danlayar sentuh.
Android mendukung OpenGL ES 1.1, 2.0, dan 3.0. Beberapa aplikasi secara eksplisit mengharuskan versi tertentu dari OpenGL ES, sehingga perangkat keras GPU yang cocok diperlukan bagi perangkat Android untuk menjalankan aplikasi tertentu.[69]
Pengembangan
Android dikembangkan secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan pembaruan siap untuk dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai diungkapkan kepada publik.[73] Kode sumber ini hanya akan berjalan tanpa modifikasi pada perangkat tertentu, biasanya pada seri Nexus.[74] Ada binari tersendiri yang disediakan oleh produsen agar Android bisa beroperasi.[75]
Logo Android yang berwarna hijau awalnya dirancang untuk Google pada tahun 2007 oleh desainer grafis Irina Blok.[76][77][78] Tim desain ditugaskan dengan sebuah proyek untuk membuat sebuah ikon universal yang mudah dikenali dengan menyertakan ikon robot secara spesifik dalam desain akhir. Setelah sejumlah perkembangan desain yang didasarkan pada tema-tema fiksi ilmiah dan film luar angkasa, tim akhirnya mendapat inspirasi dari simbol manusia yang terdapat di pintu toilet, dan memodifikasi bentuknya menjadi bentuk robot. Karena Android adalah perangkat lunak sumber terbuka, disepakati bahwa logo tersebut juga harus terbuka, dan sejak diluncurkan, logo hijau tersebut telah didesain ulang kembali dalam berbagai variasi yang tak terhitung jumlahnya.[79]
Penggunaan platform
Tabel di bawah ini menampilkan data mengenai persentase jumlah perangkat Android yang mengakses Google Play baru-baru ini, dan menjalankan platform Android versi tertentu hingga tanggal 9 September 2014. Android 4.1/4.2/4.3 Jelly Bean adalah versi Android yang paling banyak digunakan, yakni sekitar 53,7% dari keseluruhan perangkat Android di seluruh dunia.[182]
Versi
Nama kode
Tanggal rilis
Level API
Distribusi
5.0
Lollipop
15 Oktober 2014
21
4.4.x
KitKat[183]
31 Oktober 2013[184]
19
24,5%
4.3.x
Jelly Bean
24 Juli 2013
18
8%
4.2.x
Jelly Bean
13 November 2012
17
20,7%
4.1.x
Jelly Bean
9 Juli 2012
16
25,1%
4.0.3–4.0.4
Ice Cream Sandwich
16 Desember 2011
15
9,6%
3.2
Honeycomb
15 Juli 2011
13
3.1
Honeycomb
10 Mei 2011
12
2.3.3–2.3.7
Gingerbread
9 Februari 2011
10
11,7%
2.3–2.3.2
Gingerbread
6 Desember 2010
9
2.2
Froyo
20 Mei 2010
8
0,7%
2.0–2.1
Eclair
26 Oktober 2009
7
1.6
Donut
15 September 2009
4
1.5
Cupcake
30 April 2009
3

Pembajakan aplikasi
Ada beberapa kekhawatiran mengenai mudahnya aplikasi berbayar Android untuk dibajak.[185] Pada bulan Mei 2012, Eurogamer, pengembang Football Manager, menyatakan bahwa rasio pemain bajakan vs pemain asli adalah 9:1 pada permainan buatan mereka.[186] Namun, tidak semua pengembang mempermasalahkan tingkat pembajakan ini; pada Juli 2012, pengembang permainan Wind-up Knight mengungkapkan bahwa tingkat pembajakan pada permainan mereka hanya 12%, dan sebagian besarnya berasal dari Cina, negara yang pengguna Androidnya tidak bisa membeli aplikasi dari Google Play.[187]
Pada 2010, Google merilis sebuah alat yang berfungsi memvalidasi pembelian resmi untuk digunakan dalam aplikasi, tetapi pengembang mengeluh bahwa hal itu tidak cukup efisien. Google menjawab bahwa alat tersebut dimaksudkan sebagai kerangka sampel bagi para pengembang untuk memodifikasi dan mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan sebagai solusi untuk mengakhiri pembajakan.[188] Pada tahun 2012, Google merilis sebuah fitur dalam Android 4.1 yang mengenskripsikan aplikasi berbayar sehingga aplikasi tersebut hanya bisa berjalan pada perangkat tempat mereka dibeli, namun fitur ini dinonaktifkan untuk sementara karena masalah teknis.[189]
Masalah hukum
Informasi lebih lanjut: Oracle v. Google, Perang telepon pintar, dan Patent troll
Baik Android maupun produsen ponsel Android telah terlibat dalam berbagai kasus hukum paten. Pada tanggal 12 Agustus 2010, Oracle menggugat Google atas tuduhan pelanggaran hak cipta dan paten yang berhubungan dengan bahasa pemrograman Java.[190] Oracle awalnya menuntut ganti rugi sebesar $6,1 miliar,[191] namun tuntutan ini ditolak oleh pengadilan federal Amerika Serikat, yang meminta Oracle untuk merevisi gugatannya.[192] Sebagai tanggapan, Google mengajukan beberapa pembelaan, mengklaim bahwa Android tidak melanggar paten atau hak cipta Oracle, bahwa paten Oracle tidak valid, dan beberapa pembelaan lainnya. Pihak Oracle menyatakan bahwa Android berbasis pada Apache Harmony, implementasi clean room perpustakaan kelas Java, dan secara independen mengembangkan mesin virtual yang disebut Dalvik.[193]Pada bulan Mei 2012, juri dalam kasus ini menemukan bahwa Google tidak melanggar paten Oracle, dan hakim memutuskan bahwa struktur API Java yang digunakan oleh Google tidak memiliki hak cipta.[194][195]
Selain tuntutan secara langsung terhadap Google, berbagai "perang proksi" juga dilancarkan terhadap Android secara tidak langsung dengan menargetkan produsen perangkat Android, dengan tujuan untuk memperkecil peluang produsen tersebut mengadopsi platform Android dan meningkatkan biaya peluncuran produk Android ke pasaran.[196] Appledan Microsoft menggugat beberapa produsen perangkat Android terkait masalah pelanggaran paten; tuntutan Apple yang berkepanjangan terhadap Samsung menjadi kasus yang sangat terpublikasi. Pada Oktober 2011, Microsoft mengungkapkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian lisensi paten dengan sepuluh produsen ponsel yang produk-produknya menguasai 55% pasar global perangkat Android,[197] termasuk Samsung dan HTC.[198] Kasus pelanggaran paten antara Samsung dan Microsoft berakhir dengan kesepakatan bahwa Samsung akan mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk mengembangkan dan memasarkan ponsel dengan sistem operasi Windows Phone besutan Microsoft.[196]
Google secara terbuka menyatakan kefrustrasiannya dalam menghadapi gugatan pelanggaran paten di Amerika Serikat, menuduh bahwa Apple, Oracle, dan Microsoft sedang berupaya untuk melemahkan kedigjayaan Android melalui litigasi paten, alih-alih berinovasi dan bersaing dengan cara menciptakan produk dan layanan yang lebih baik.[199]Pada 2011-2012, Google membeli Motorola Mobility seharga $12,5 miliar. Upaya ini dipandang sebagai langkah pertahanan Google untuk melindungi Android, karena Motorola Mobility memegang lebih dari 17.000 hak paten.[200] Pada Desember 2011, Google juga membeli lebih dari seribu paten dari IBM.[201]
Pada 2013, Fairsearch, sebuah organisasi yang didukung oleh Microsoft, Oracle, dan lainnya, mengajukan keluhan terhadap Android pada Komisi Eropa, menyatakan bahwa distribusi perangkat Android yang bebas biaya merupakan bentuk persaingan harga anti-kompetitif. Free Software Foundation Europe, yang didonori Google, membantah tuduhan Fairsearch.[202]
Penggunaan di perangkat lain
Sifat Android yang terbuka dan bisa dikustomisasi menyebabkan sistem operasi ini juga digunakan pada perangkat elektronik lainnya, termasuk laptop dan netbooksmartbook,[203] Smart TV (Google TV), dan kamera (Nikon Coolpix S800c dan Galaxy Camera).[204][205] Selain itu, sistem operasi Android juga mengembangkan aplikasinya pada kacamata pintar (Google Glass), jam tangan,[206] penyuara kuping,[207] CD mobil dan pemutar DVD,[208] cermin,[209] pemutar media portabel,[210] jaringan tetap,[211] dan telepon VoIP.[212] Ouya, sebuah konsol permainan video yang menggunakan sistem operasi Android, menjadi salah satu produk Kickstarter yang paling sukses, didanai sebesar $8,5 juta untuk pengembangannya, yang kemudian diikuti oleh konsol permainan video berbasis Android lainnya seperti Project Shield besutan Nvidia.[213][214]
Pada tahun 2011, Google memperkenalkan "Android@Home", teknologi otomatis baru yang memanfaatkan Android untuk mengontrol beberapa alat-alat rumah tangga seperti kontak lampu, soket listrik, dan termostat.[215] Mengontrol lampu dikatakan dapat dikendalikan dari ponsel atau tablet Android. Pimpinan Android Andy Rubin menegaskan bahwa "menyalakan dan mematikan lampu bukanlah hal yang baru, Google berpikir lebih ambisius dan tujuannya adalah untuk menggunakan posisinya sebagai penyedia jasa awan guna membawa produk-produk Google ke rumah pelanggan."[216]
Pada bulan Agustus 2011, Parrot meluncurkan sistem stereo mobil dengan platform Android, yang dikenal dengan Asteroid dan dilengkapi dengan perintah suara.[217][218] Pada September 2013, Clarion merilis sistem stereo mobil dengan platform Android yang lebih maju, yang dikenal dengan AX1 dan Mirage, menggunakan Android 2.3.7 dan 2.2 (Gingerbread) dan dilengkapi dengan navigasi berbasis GPS, layar 6,5 inci, dan berbagai pilihan untuk akses data nirkabel.[219][220]
Berbagai perangkatlainnya, meskipun tidak menggunakan Android, juga dirancang dengan antarmukayang berfungsi sebagai pendamping atau pelengkap bagi perangkat Android,misalnya SmartWatch Sony atau Galaxy Gear Samsung.[221]

Popular Post

Powered by Blogger.

- Copyright © Kampusxx -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Riza Falafi -